Negeri Maka Tanoan

Negeri Maka Tanoan
GEMA TIGALALU : INTUB MAKA TANOAN, MHONAS MAKA LILIAN, MOT MAKA PALIHARA

Rabu, 01 April 2009

Musibah Gintung ; Siapa Bertanggung - Jawab?

Mengerikan dan Memprihatinkan! Dua kata yang mengawali tulisan ini, selalu saja hadir, manakala kita mendiskusikan tentang persoalan-persoalan yang menimpa rakyat, tentu saja termasuk didalamnya adalah permasalahan kontemporer yang dihadapi rakyat pasca jebolnya tanggul situ gintung. Koq bisa demikian...? yach memang itulah kenyataannya,hampir setiap kejadian rakyat kecillah yang selalu menjadi tumbal atau korban. mungkin sebagian orang yang hanya mengamati dari kejauhan, pasti berseloroh bahwa kejadian jebolnya tanggul di cireunde - ciputat merupakan azab yang diberikan kepada manusia-manusia yang tak bertanggung-jawab atas ke-diri-annya sebagai Khalifah. bahkan tak jarang ada yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bernuansa takhyul, yang justru semakin membuat kabur atau tidak jelas cerita substansi dibalik jebol tanggul situ gintung tersebut. namun, apapun ceritanya, satu hal yang mesti disadari adalah Negeri ini kembali Menangis, ketika sebuah tragedi terjadi diperbatasan Jakarta-Tangerang pada beberapa waktu lalu. kejadian naas itu kembali merenggut ratusan nyawa - sesuai data terakhir 100 orang meninggal yang sudah di temukan -, dan lainnya belum diketahui rimbanya.
Ironi-nya, ditengah derita rakyat, yang sementara mendiami camp-camp pengungsian, Negara (Baca : Pemerintah) saling melempar tanggung-jawab. bahkan, kembali menyalahkan warga yang bermukim disekitar danau. sungguh sebuah sikap ketidak-pedulian terhadap nasib rakyat. seperti inikah pemimpin-peminpin kita?. hal lain yang mesti disadari juga adalah bahwa musibah situ gintung adalah Bencana bukan Bencana Alam. kenapa? karena hal itu terjadi, akibat dari kelalaian dan/atau pembiaran yang dilakukan oleh institusi-institusi negara yang telah diamanahkan tanggung-jawab kepadanya. jika amanah tersebut dapat dijalankan, mungkin saja korban masyarakat dapat dihindarkan. entah kenapa sikap pengabaian dan pembiaran dilakukan oleh mereka-mereka? dapatkah ini dikatakan sebuah konspirasi elite untuk kepentingan tertentu? semua kita belum menemukan jawabnya.
Tetapi untuk menemukan jawaban akan kebenaran semua cerita diatas, sementara penulis dapat mengatakan yach, bahwa ada faktor kesengajaan dalam kejadian jebolnya tanggul situ tersebut. dalam mana, kasus jebolnya tanggul situ gintung adalah bukan kali ini yang pertama, dimana pada tahun 2007 juga pernah terjadi hal yang sama - walaupun potensi tidak sebesar ini -. juga telah dilakukan riset oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnologi serta Pusat Penelitian dan Tekhnologi Serpong dan hasilnya mengindikasikan bahwa adanya keretakan pada tanggul situ gintung. namun, hal ini tidak ditindak lanjuti oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah? sungguh sebuah kejahatan kemanusian yang sengaja dipertontonkan.
Sekali lagi, hingga detik ini, belum dapat dipastikan siapa yang bertanggung-jawab, tetapi jika merujuk pada MOU yang ditanda-tangani empat menteri, maka dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah setempatlah yang harus bertanggung-jawab. lantas.... bagaimana caranya, untuk menuntut kepada mereka yang dikatakan bertanggung-jawab atas kejadian ini? pada konteks ini, kiranya kita harus rapatkan barisan, sekali lagi barisan bukan kerumunan untuk melawan bentuk-bentuk penzholiman kepada rakyat yang tak berdosa. jika tidak, jangan pernah bermimpi bahwa kejadian-kejadian seperti akan tertangani secara baik dan bijak. karena kita hanya akan mengawetkan ending cerita yang tak baik, yakni dengan cara-cara kompromi ganti rugi dan tamatlah sudah ceritanya. jika endingnya hanya demikian, bukan tidak mungkin kejadian dengan modus kelalaian akan terjadi pada situ-situ atau DAS yang lain. karena fakta sejarah menunjukkan, apapun bentuk penggusuran terhadap rakyat, modusnya pasti sama, yakni pembiaran dan pembakaran. dengan demikian, mari bersama rakyat yang selalu dijadikan tumbal untuk meneguhkan hati dan berteriak secara keras bahwa cuma satu " LAWAN" semua bentuk-bentuk penindasan dengan modus-modus seperti apapun.

baca selengkapnya......