Negeri Maka Tanoan

Negeri Maka Tanoan
GEMA TIGALALU : INTUB MAKA TANOAN, MHONAS MAKA LILIAN, MOT MAKA PALIHARA

Jumat, 14 November 2008

Sepotong Interupsi Dari Sebuah Bedah Buku

Menghadiri acara Bedah Buku merupakan bagian dari ritual yang harus dilakukan oleh para pencari ilmu atau siapa saja yang haus akan ilmu. beberapa hari yang lalu bertempat di gedung International IPB Convention Center (IICC) digelar Bedah Buku yang berjudul " Reinventing Local Goverment" Pengalaman Dari Daerah. Buku ini ditulis oleh salah seorang Gubernur -tepatnya Gubernur Gorontalo- Dr. Ir. Fadel Muhammad. sebelum tiba pada acara bedah buku, sang penulis diberikan kesempatan untuk menyampaikan gambaran umum tentang isi buku tersebut.
Sepintas mendengarkan, nampaknya cukup ideal dan berani sikap yang diambil oleh sang gubernur. namun bila dikaji lebih mendalam semua statementnya yang bermuatan keberhasilan dalam kepemimpinannya tersebut terdapat kekosongan ruang yang mungkin saja belum dipaparkan atau dituliskan dalam bukunya. tetapi harus diakui bahwa hampir semua yang hadir disana memberikan apresiasi yang luar biasa kepada sang penulis - entah itu benar atau hanya sekedar menjaga wibawa seorang penulis yang notabene Gubernur-. semoga itulah yang sebenarnya.
Semua orang di Indonesia mengetahui secara jelas bahwa kepemimpinan seorang Fadel mampu mengantarkan Gorontalo untuk maju lebih cepat bila dibandingkan dengan Provinsi lain yang diresmikan seusianya. hal itu dikarenakan ada keberanian sang Gubernur untuk melakukan terobosan baru, sekalipun itu melawan kebijakan pemerintah pusat, yang mungkin saja dapat dipastikan bahwa gubernur lain di Indonesia tidak dapat melakukannya. ironinya dalam buku Reinventing Local Goverment " penulis tidak menggambarkan mekanisme seperti apa perlawanan pada pemerintah pusat harus dilakukan? apakah hanya dengan berlandaskan UU Otonomi Daerah? ataukah ada yang lain? semuanya belum secara jelas digambarkan disana. keyakinan saya adalah bapak Fadel mampu melakukan hal tersebut, karena dari sisi jaringan hampir semua elite yang mendiami kota para penindas kelas kakap mengenal Fadel, jauh sebelum beliau menjadi Gubernur. lalu bagaimana dengan Gubernur lainnya? apakah mereka bisa? jawabannya belum tentu bisa. semuanya akan berjalan sebagaimana keinginan penulis buku, manakala mekanisme yang dimaksud akan hadir mewarnai isi buku, sehingga memperkaya khazanah pengetahuan dan paling tidak menjadi panduan bagi Gubernur lainnya.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang dalam hemat saya, akan menjadi boomerang untuk jangka panjang, misalkan pemberian bonus yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai, sebuah kebijakan yang biasa diterapkan dalam dunia Coorporasi. apakah karena Fadel Muhammad adalah Gubernur yang memiliki latar belakang pengusaha sehingga manajemen perusahaan ikut dibawa masuk dalam birokrasi ataukah? mungkin hanya beliau yang mengetahui jawabannya. selain itu apakah kebijakan tersebut telah dituangkan dalam sebuah payung hukum, yang jika suatu ketika bapak Fadel tidak lagi menjabat Gubernur, rezim berikutnya akan melakukan hal yang sama? ataukah hal tersebut hanya menjadi kebijakan seorang Fadel Muhammad? sekali lagi jika hanya sebuah kebijakan sesaat, maka akan menjadi boomerang pada jangka panjang, karena telah membudayakan sesuatu yang instant dan bukan pada penyadaran dan penguatan sistem kelembagaan. sungguh sebuah ironi!
Pada konteks itu, menjadi penting dalam menyiapkan konsepsi yang memadai untuk tetap mempertahankan eksistensi Provinsi Gorontalo Pasca Fadel Muhammad, sehingga tidak memberi kesan bahwa nama besar Gorontalo dengan konsep agropolitannya akan berakhir sejalan dengan berakhir masa jabatan seorang Gubernur jagung (Dr.Ir. Fadel Muhammad). jika tidak dipikirkan sedini mungkin, maka hemat saya - bahkan mungkin sebagian besar orang - Gorontalo dalam jangka panjang hanya akan menjadi halaman belakang dalam perdebatan pembangunan di Republik ini.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk sok cerdas, tetapi lebih sebagai sebuah Interupsi. terlepas dari itu, hal ini juga merupakan bagian dari apresiasi atas terbitnya buku "Reinventing Local Goverment" pengalaman dari daerah. Tabeeea Jou. Chiko Ngeilo Masure

Tidak ada komentar: